Mata sendu
Batam, 2025 Kutatap dalam-dalam betapa matanya yang sendu itu, senyumnya yang tak pernah pudar, meringis kadang yang membuatku geli sendiri, giginya yang berjarak, dan bau asap rokoknya bila ia ciumi keningku. Lalu ada alisnya yang indah, yang aku suka sekali di wajahnya, ditambah lagi tai lalat yang menghiassi pipi kirinya. Abang, itu sebutanyya dariku, Abang! Itu terikanaku kepaddanya jika ia kadang tak senonoh, haha lucu sekalli kalua mengingatmu. Sehari saja tak melihat senyummu aku jadi rindu, sehari saja tak kucium aroma tubuhmu aku jadi usang. Suamiku. Akku sangat jauh dari kata sempurna, kata sopan dan kata bijaksana, aku sangat bodoh dalam memahami hidup, tak pandai bersyukur dan sering menangis manja, marah di hadapanmu, tapi kau sabar, kau bujuk aku kau selalu mengalah demi aku. Dimana akan aku temui manusia sesabarmu? Yang selalu menjadi air kerika aku selalu menjadi api. Aku ssangat benci kau tidak banyak kata, tak bnayak bicara, tak banyak omong kosong. ...