Berhenti Cinta

 

Batam, 15 april 2023

Suasana masih lebaran, dan lebaran disini adalah kali pertama aku menyandang status sebagai istri juga di tempat yang begitu baru bagiku. Tidak mudah, sangat tidak mudah… sudah Sembilan bulan aku menikah dan banyak sekali hal yang sudah aku dapat, terutama sabar.

Aku selalu melangitkan doa-doaku agar sabar ini kelak menjadi kebaikan untuk orang orang yang aku sayang. Bisa anakku, bisa keluargaku, bisa siapapun yang aku sayang meski tidak kenal sekali-pun.

Kemarin aku sagat kecewa dengan diriku sendiri, aku menyakiti Tuhanku, akun menyakiti orang-orang yang  menyayangiku, dan aku telah menyakiti diriku sendiri. Aku kacau kala itu, aku kacau demi manusia yang bahkan sama sekali tidak pernah menunjukkan cintanya terhadapku. Aku salah!

Mendegar deru ombak sore ini membuatku semakin yakin bahwa aku tidak sendiri, Tuhan sedang memelukku, Dia melihatku menangis, Dia Lalu memintaku untuk Kembali dan aku minta dengan lirih dan keras kepada Tuhan agar Ia cabut saja perasaaan cinta dan sayangku terhadap suamiku yang menyebabkan aku melupakanMu. Dan aku juga ingin agar Kau juga memberi kesadaran untuk suamiku serta memberi rasa sakit yang sama seperti yang sekarang sedang aku rasa.

“Apakah aku dendam Tuhan?”Tanyaku dalam hati.

Tapi aku sedang tidak dendam, aku hanya ingin suamiku menjadi manusia yang mau berubah dan mengerti perasaan  orang lain, meski sulit untuknya dengan apa yang telah ia alami.

Kupandangi wajahnya, penuh harap dan tanya, awalnya dia hanya tersenyum malu sambal tetap memainkan ponselnya, masih belum juga ia letakkan. Aku masih terus memandanginya berharap ia memberi waktu untuk aku bicara. Sampai pada kita saling tatap dan aku memulai tanya “abang main hape mulu?!” tanyaku sedikit menyindir. Lalu ia meletakkan hapenya sambil mengelak “kalua main hape mulu dikamar lah” membenarkan perilakunya. Selalu saja begitu jika tidak ingin disalahkan. “aku mau ngomong boleh?” ucapku sambil meegang kedua tangannya.. dan ia menatapku seperti anak kecil, kebingungan tanpa hape, dan yang jelas ia tidak nyaman. ya pastilah kami memang jarang bercanda tertawa, sibuk dengan hape masing masing.

Wajahnya masih menutupi kebingungan, ia menutupinya dengan tertawa, salah tingkah dengan tatapan yang dalam dariku. “ abang doain aku, coba” seruku setelah lama tidak ada perbincangan dan hanya saling menatap. “ gak disini tempatnya, “ jawabnya. Dan aku mengernyitkan kening tanda tak setujuu dengan pernyataanya “ aku memang gini” timpalnya lagi, lalu dai terdiam, memjamkan mata dan meng aminkan doanya sendiri tanpa aku tau apa yang ia panjatkan ke Tuhan atas aku. “abang doa bagaimana?” tanyaku penasaran. “ biar kamu sabar” sambil berdiri melepaskan genggaman tangan. Aku menarik tangannya lagi dan bicara “ abang… coba lihat mataku” sambil meneteskan air mata yang taak bisa dibendung lagi.  Lalu dia melihat mataku, kami saling mentap, tatapannya kini penuh tanya, ada pilu, cemas, bingung, dan penasaran. “Kamu pasti bilang suamiku brengsek” ucapnya dengan tersenyum pilu. “ aku doa agar aku tidak mencintai, dan menyangi abang lagi” terisak “ cinta ini menyakitkan bang, setiap aku melihat abang, aku ingin menangis, abang sebegitunya tidak mengerti perasaanku, buukan abang yang salah, hanya aku saja yang terlalu menyayngi dan mementingkan perasaan abang, tanpa peduli perasaanku sendiri.” Terisak, suaraku semakin lirih, air mata ini semakin deras mengalir di pipi. Ia mengusapnya sambil menahan cemas. “bagaimana jika Tuhan mengabulkan doaku ini bang?” dia menjawab “ ya bagaimana lagi, itu keinginanmu…” masih selalu saja begini, padahal bukan jawaban ini yang aku ingin..” bukan hanya itu bang, aku juga berdoa agar abang merasakan rasa sakit ini, rasa sakit yang aku rasa ini” ujarku sambil memegang dadanya. “ maafkan aku ya bang, jika nanti benar aku tak mencintaimu lagi” suaraku parau, kuusap air mata yang berlinang itu. “ abang sayang sama aku” tanyaku lagi “ ya sayang laah” katanya, tangannya membenarkan jilbabku, mukanya sedih, tapi ia pandai untuk tetap tegar.

Suamiku jika kau melihat tulisan ini, aku sudah tidak lagi mencintaimu, maafkan aku sekali lagi, maafkan aku. Semoga Allah selalu melindungimu, dan memberi kasih sayang-Nya untukmu.

 

                                                                                                            Coretan biru

Komentar

Postingan Populer