Surat untuk Kapit
28 Juni 2023
Sambil mendengar lagi terbarunya Nadin amizah, aku ingin berbagi rasa. Tentang kehilangan, iyaa... kehilangan potongan kecil dari kebahagiaanku, dari salah satu alasan aku untuk tersenyum, tertawa. Ahh membayangkan dia saja masih terasa sekali hangatnya tawa kita waktu itu.
Aku rindu sekali denganmu, kak!
Kak. Tersisa beberapa hari lagi aku akan menikah, hal bahagia, katanya dari sebagian besar orang. Namun aku belum, belum menemukan titik yang mereka maksud.
Cerita-cerita konyolku tentang cinta akan berakhir, kak. Kau tidak akan pusing lagi dengan banyaknya usikku terhadapmu, kak. Aku berharap kau turut bahagia tentang ini, tentang jalanku.
Sambil menulis ini, aku teringat jauh disaat pertama kali kita ketemu! Hal yang sangat absurd jika dibahas atau diingat. Haha. Saling bertatap sinis, ya! Karena kita hampir sama wataknya.
Sejak 2015 kita jadi pengurus, lalu jaga koperasi, dan naik lagi jadi TU (di kantor) pondok! Bukan hanya kita, tapi ada Della dan mba mut juga. Tapi aku tidak ingin membahas mereka sekarang! Karena ini surat untukmu, kak.
Selesai pendidikan tahun 2019, kamu melanjutkan belajar dan mengajar di salah satu Pulau yang ada di Kepri.
Kita masih berteman, tapi tidak sedekat itu lagi. 2020 aku pulang ke Jawa karena selesainya pendidikan juga. Melanjutkan pendidikan di Jawa, tapi hanya bertahan 1 tahun, lalu aku kembali lagi ke Batam. Hal yang tidak aku kira sebelumnya..
Aku kembali ke Batam untuk mengajar di salah satu Rtq, satu tempat denganmu, ada yik juga. Senang sekali
8 Juli 2023
Surat ini aku lanjutkan lagi..
Aku sudah menikah, kak. Tapi pembahasan kali ini tetap akan menyambung dengan sebelumnya. Iyaa semenjak ngajar di Rtq, kita menjadi semakin dekat, lagi.. seperti saudara sendiri. Hal apapun kita berbagi, bahkan ke yang tidak penting sekalipun. Gatau, deh. Malaikat bakalan mencatat persahabatan kita bagaimana.
Yaa karena ibadah dan maksiat jalan, tapi aku tetap berharap kita juga menjadi sahabat sampai akhirat juga.
Ingat tidak, kak? Pertama kali kita gajian. Haha! Masa iya tiap hari menangis.. sok-sokan sekali, berlarut dan mengata-ngatai yayasan. Gayanya hanya akan bertahan 3 bulan saja, tapi aku 2 tahun aja betah. Panjang sekali kalau aku ceritakan semuanya tentang perjalanan hidup kita waktu itu.
Sampai pada akhirnya kau menikah dengan bang Rido. Jujur waktu itu aku sedih sekali ditinggal ko. Aku tau, ko akan cepat pergi setelah ini (resign). Namun, kau masih pikirkan perasaanku, mensiasatinya dengan mengajar pulang-balik di tiban-tg.uma.
Aku yang polos ini awalnya tidak menyadari bahwa itu hanya salah satu cara agar aku terbiasa tanpamu, kak.
Dan, ya! Benar... aku berhasil menjadi iqoh yang terpaksa dewasa tanpa ko, lagi. Tanpa nasihat dan jokes absurd ko, lagi.. aku jadi suka murung, suka sendu.. pilu...
Kak, meskipun begitu. Aku ingin ko bahagia, bahagia yang paling bahagia! Aku tau kehidupan ko bukan hanya tentang aku atau kawan-kawanmu yang lainnya, lagi. Tapi aku benar-benar berharap ko bahagia, kak.
Terkahir yang benar-benar membuatku begitu merindukan ko adalah, iya ketika ko hilang.
Betapa tidak?
Sejak ko resign, kita selalu bertukar reels setiap hari, berpuluh-puluh, dan bahkan kadang sampai beratus-ratus juga..
Iya.. sebulan belakang ini, ko sudah jarang, dan mungkin tidak pernah buka Instagram lagi. Chat reelsku tidak terbaca, apalagi sampai berbalas reels .. itu hal yang tidak ada lagi. Tidak, aku tidak boleh sedih. Kami punya hidup masing-masing, mengetahui ko masih membalas chatku di what's app aku sudah lega, karena ko masih baik-baik saja. Yaaa meskipun jarang.
Sampai pada kemarin ko membuat dan memberikan ucapan selamat menikah kepadaku. Aku nangis bacanya, terimakasih atas segala kebaikan ko selama ini..
Bahagia terus kakakku..
Aku rindu
-iqoh
Komentar
Posting Komentar